TANA TORAJA, DUPLIKNEWS - Rumah sakit umum daerah ternama di Tana Toraja yakni RS. Lakipadada sangat di keluhkan masyarakat dalam hal pelayanannya untuk memberikan obat.
Hal ini di katakan salah seorang pasien yang merupakan pasien rawat jalan yang sedang menjalani pengobatan di RS. Lakipadada, dia mengatakan sangat di buat resah dalam pengambilan obat.
Diinformasikan, pasien rawat jalan tersebut rela antri berjam-jam untuk menunggu obatnya baru di berikan.
Saat redaksi Dupliknews melakukan penelusuran didapati, memang dilokasi tersebut terdapat banyak pasien rawat jalan yang sedang mengantri dalam menunggu obatnya keluar.
Parahnya, dari sekian banyak pasien rawat jalan yang ada di bagian pengambilan obat hanya satu pegawai yang mondar-mandir masuk gudang untuk menyediakan obat dan melanyani pasien rawat jalan.
Seperti diketahui bahwa pengawai rumah sakit umum daerah yang ada di RS. Lakipadada berjumlah ratusan orang namun yang terlihat di ruangan tempat pengembalian obat hanya satu orang dan ditambah lagi pegawai tersebut juga melayani pengambilan obat pasien rawat inap.
Sehingga pelanyanan yang ada di rumah sakit tersebut tidak terarah dengan baik.
Daniel nagko salah satu pasien rawat jalan yang mengidap penyakit jantung saat di konfirmasi di tempat pegambilan obat mengatakan bahwa dirinya sudah memasukan antrian sejak dua jam yang lalu namun hingga sekarang belum mendapatkan obat.
"Tadi saya sudah memasukan resep obat dari jam 16:10 wita hingga sampai jam 18:30 wita belum ada di kasih ke saya obatnya," tuturnya kepada Dupliknews Rabu, (20/02/2024).
"Padahal rumah saya jauh pak di Malimbong-Balepe, apabila saya pulang tentunya makan ongkos lagi dan jauh juga perjalanan dari bawa," terangnya.
Menanggapi itu, Marthen Bala salah satu pasien rawat jalan juga yang mengidap penyakit jantung menambahkan agar kedepannya pelanyanannya lebih di tingkatkan lagi.
"Saya cuma memintah kepada pimpinan rumah sakit agar kedepannya lebih di perhatikan lagi anggotanya agar kejadian ini tidak terulang kembali, kasian kami yang lanjut usia (Lansia) menunggu berjam-jam untuk mendapatkan obat," tambahnya.
Daniel Nangko juga menyarankan agar pengawainya di tambah lagi terkhususnya di bagian pengambilan obat.
Daniel Nangko, Marthen Bala beserta pasien lainnya mengharapkan agar kejadian ini tidak terulang kembali cukup mereka saja yang mengalami kejadian ini, jangan sampai pasien rawat jalan yang datang bukan datang mengobati malah bertambah penyakitnya akibat pelayanan yang kurang baik.
Penulis : Redaksi